Banyak orang masih tidak begitu memahami perbedaan asuransi syariah dan konvensional, dan memilih secara buta. Misalnya, ada yang menganggap bahwa asuransi syariah pasti bagus, atau sebaliknya, tanpa benar-benar mempertimbangkan setiap aspeknya. Akibatnya, banyak yang menyesal karena produk yang dipilih ternyata tidak bisa memberikan manfaat terbaik untuk perlindungan keluarga.
Jika Anda benar-benar serius ingin memilih perlindungan terbaik, tetapi masih bingung dengan perbedaan asuransi syariah dan konvensional, Anda bisa melihatnya dari beberapa aspek penting yang membedakan kedua bentuk asuransi tersebut.
5 Aspek Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
Ketika membandingkan antara asuransi syariah dan konvensional, itu bukan hanya soal “yang satu diatur dalam hukum Islam, yang satu tidak.” Ada berbagai hal yang membuat keduanya berbeda dalam hal pelayanan dan sistem perlindungan. Berikut beberapa aspek yang berperan penting dalam menciptakan perbedaan asuransi syariah dan konvensional dalam asuransi jiwa keluarga:
Sistem pengelolaan dana
Dalam sistem asuransi syariah dan konvensional, fokus serta metode pengelolaan dana sedikit berbeda. Asuransi konvensional telah menetapkan besaran premi dan perlindungan sejak awal, dan sistemnya diusahakan agar perusahaan mendapat keuntungan semaksimal mungkin. Dalam asuransi syariah, aspek pengelolaan dana cenderung lebih transparan, karena sistem yang berdasarkan Islam menekankan kejelasan akad.
Perjanjian yang mengikat
Walau sama-sama diatur dalam undang-undang asuransi, asuransi syariah mendasarkan perjanjiannya pada akad yang disebut akad hikah. Sementara itu, asuransi konvensional mendasarkan perjanjiannya pada sistem jual beli biasa dalam industri jasa asuransi.
Sistem pengelolaan risiko
Perbedaan mendasar antar asuransi jiwa keluarga syariah dan konvensional adalah bagaimana risiko dikelola. Asuransi konvensional menganut sistem transfer risiko, dimana risiko yang dihadapi pemilik polis dibagi dua bersama dengan perusahaan setelah polis tertentu dibayar. Sedangkan dalam asuransi syariah, risiko yang ada “dibagi” ke beberapa pihak sekaligus lewat pengumpulan dana hibah.
Sistem kepemilikan dana asuransi
Asuransi konvensional memiliki uang Anda setelah Anda membayar premi rutin, sebagai ganti perlindungan finansial yang diberikan ketika Anda mengalami kecelakaan. Akan tetapi, dalam asuransi syariah, uang yang Anda bayarkan bisa dibilang hanya dikelola oleh perusahaan. Kenyataannya, status dana yang Anda bayarkan tersebut dianggap sebagai dana milik bersama.
Sistem pembagian keuntungan
Ketika perusahaan asuransi jiwa konvensional mendapat keuntungan finansial, keuntungan tersebut tentu saja akan jatuh ke tangan perusahaan. Akan tetapi, dalam asuransi syariah, berlaku sistem bagi hasil dimana hasil keuntungan menjadi milik bersama para pemegang polis asuransi. Inilah salah satu aspek paling menonjol dalam perbedaan asuransi syariah dan konvensional yang paling banyak dipahami.
Sistem pengawasan operasional
Dalam asuransi syariah, hal yang menonjol adalah adanya sistem pengawasan oleh Dewan Syariah Nasional, badan yang berada di bawah MUI. Hal ini untuk memastikan bahwa operasi badan asuransi syariah tetap menjunjung prinsip Islami yang diwajibkan di dalamnya. Selain pengawasan dari segi sistemnya, hal ini juga untuk memastikan bahwa uang yang diinvestasikan dalam program ini adalah halal.
Pembagian dana yang tidak digunakan
Jika Anda tidak pernah menarik klaim selama period pertanggungan, perusahaan asuransi konvensional seringkali tidak mengembalikan uang premi Anda. Akan tetapi, dalam asuransi syariah, uang tersebut tetap bisa kembali walau tidak seluruhnya (karena ada sedikit biaya yang diambil pihak perusahaan asuransi sebagai lambang itikad transaksi).
Melihat perbedaan asuransi syariah dan konvensional yang cukup mendasar, ada baiknya Anda meneliti dengan baik sebelum memutuskan memilih asuransi yang tepat untuk keluarga.